Cluster Casablanca, Sentul City, Bogor - Jawa Barat - 16810 | Hotline: 0813-1112-5384 (Call/SMS/WA)

13 November 2025

Pesan Pendidikan Perempuan saat ini

Mendidik anak perempuan bukan perkara mudah. Dunia pendidikan—baik di sekolah maupun di rumah—sering memperlakukan mereka secara berbeda, dan itu bukan tanpa alasan. Sejak masa kanak-kanak, perempuan membawa dinamika psikologis yang khas: kepekaan emosi yang lebih halus, kemampuan membaca situasi sosial yang lebih cepat, tetapi juga kerentanan yang membutuhkan bimbingan lembut dan bijaksana.

Ketika beranjak remaja, kompleksitas itu tumbuh: pencarian jati diri, kebutuhan untuk merasa dihargai, perubahan emosi yang lebih sensitif, serta dorongan untuk menemukan makna dalam hubungan dan lingkungan sekitarnya. Pada masa dewasa, perempuan memikul lapis-lapis peran—anak, istri, ibu, pendidik, pekerja, sekaligus penjaga keseimbangan rumah tangga—yang menjadikan dunia batinnya semakin dalam dan tak selalu mudah dibaca.

Karena itu, kehadiran perempuan adalah kelengkapan utama bagi kehidupan manusia: unik, istimewa, dan penuh kedalaman. Mereka bukan sekadar subjek pendidikan, tetapi fondasi psikologis dan moral bagi generasi yang akan datang.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Rahmah al-Yunusiyah merupakan penghormatan besar bagi perempuan Indonesia. Mungkin ini juga pesan: bahwa menuju era keemasan 2045, bangsa ini membutuhkan perempuan yang dipahami, dihargai, dan dididik dengan sungguh-sungguh—bukan perempuan yang diabaikan atau disederhanakan.

Kepahlawanan Rahmah al-Yunusiyah menjadi cermin terang bagi perempuan masa kini yang hidup di tengah dua arus ekstrem: di satu sisi, banyak perempuan terseret ke dunia “hitam”—eksploitasi tubuh, kekerasan domestik, perundungan digital, hingga tekanan standar kecantikan yang merampas martabat; di sisi lain, perempuan juga menembus ruang-ruang kesuksesan—ilmuwan, pemimpin, pendidik, dan inovator—namun tetap dibayangi beban ganda, diskriminasi halus, serta tuntutan sosial yang tak pernah menepi. Dalam konteks itulah ketokohan Rahmah hadir sebagai kritik dan inspirasi: ia membuktikan bahwa keberhasilan perempuan bukanlah pengecualian, tetapi buah dari kesempatan, pendidikan, dan penghormatan terhadap martabat perempuan. Kepahlawanannya adalah pesan bahwa bangsa yang ingin maju tidak boleh membiarkan perempuan terperangkap di jurang kerentanan, tetapi harus menuntun mereka memasuki puncak potensinya—sebab dari tegaknya perempuan, tegak pula peradaban manusia.

Mengapa?

Karena perempuan adalah tiang peradaban. Jika tiang itu goyah atau roboh, maka runtuh pula keseimbangan manusia dan masa depan bangsa. 

#ulilamrisyafri

0 komentar:

Post a Comment