10 October 2017
03 October 2017
PROFIL PELAJAR MCM (Bag. 1)
2:24 AM
1 comment
ABDURRAHIM, si Kecil-Kecil Cabe Rawit
“Belajarnya enak
disini, gak susah, santai, enjoy, temennya baik-baik, bersahabat.”
Abdurrahim, kelahiran Pekalongan, 5 Oktober 2005, adalah sosok pelajar termuda di Muslim Cendekia Madani. Selain termuda, ia juga menjadi sosok ‘termungil’ diantara teman-temannya yang tinggi menjulang. Namun jangan terkecoh dengan penampilannya. Dalam hal kepandaian, ketahanan fisik, dan porsi makan, Abdurrahim tak kalah dengan para pelajar lainnya yang rata-rata berusia 13-17 tahun. Bisa dibilang, ia bahkan mengalahkan para seniornya dalam beberapa bidang.
Ahim, biasa ia dipanggil,
adalah anak yang lincah, cerdas, sopan, dan sangat sayang pada kucing. Awal
kedatangannya di MCM, mungkin adalah saat terberat yang harus ia hadapi.
Bayangkan, ia yang selama ini tak pernah berpisah dengan kedua orang tua dan
adik-adiknya, harus menerima kenyataan bahwa untuk jangka waktu tertentu, ia
tak lagi bisa bercengkrama dan bersenda gurau dengan keluarga tercinta. Jarak Semarang-Bogor bukanlah jarak yang mudah ditempuh jika ia ingin bertemu mereka. Tentu
saja hal ini adalah hal yang menyedihkan baginya.
Hari-hari pertama di MCM tentunya sangat berat buat Ahim. Melamun, menangis, dan selalu ingat keluarga di rumah mengisi awal hari-harinya di sini. Meskipun ada kakak perempuannya yang juga bersekolah di MCM, tidak mengurangi kesedihannya untuk selalu ingat pada orang tua tersayang. Bahkan aktifitas menelepon keduanya tidak mengurangi rasa ingin pulang untuk bertemu mereka. Begitulah, masa-masa adaptasi anak ketiga dari sembilan bersaudara ini.
Namun, masa-masa kesedihan
yang dirasakan Ahim ternyata hanya sebentar. Konsep “Berlibur Sambil Bermain”
yang diterapkan MCM pada tahun ini sanggup mengubah tangisan, rasa sedih, dan kerinduan
akan keluarga di rumah yang dirasakan Ahim perlahan menghilang. Proses
pembelajaran yang enjoy, tidak menekan dan memaksa, membuat Ahim mulai
menikmati hari-harinya di MCM. Kesedihannya berganti cepat dengan gelak tawa dan
canda senang.
Ahim adalah salah satu anak yang menonjol dalam bidang Tahfidz Al-Qur’an. Ketika datang, ia membawa hapalan Al-Qur’an kurang dari 2 juz. Karena kesungguhan dan kedisiplinannya, maka hapalannya meningkat menjadi 4 juz dengan kualitas hafalan terbaik. Ini diraihnya selama dua bulan bersekolah di MCM. Prestasi ini menyamai bahkan mengalahkan seniornya di MCM. Caranya menghapal Al-Qur’an pun tergolong unik. Ia yang hobi bersepeda, bahkan di siang hari terik sekalipun, menghafal atau mengulang hapalannya sambil bersepeda, mengelilingi villa lokasi tempat MCM. Cara ini menurutnya adalah cara asik untuk menghafal atau memuraja’ah Al-Qur’an. Ketika ditanya apakah sulit menghapal Al-Qur’an, ia menjawab tidak, karena ia enjoy melakukannya.
Begitu juga dalam hal pembelajaran Bahasa Arab. Selama dua bulan ini, Ahim sudah menyelesaikan dua jilid pertama buku al-Arabiyyah lî ghairi nâtikin biha: Bayna Yadaik. Ia mengaku, jika diajak berbicara orang Arab seputar perkenalan diri, ia sudah pede menjawabnya.
Dalam hal olah fisik, Ahim juga salah satu anak yang tangguh. Di awal kedatangannya, ia terlihat agak malas bergerak untuk berolahraga. Namun karena setiap pagi adalah jadwal olahraga para pelajar MCM, dimana salah satu konsep pembelajaran di MCM adalah sehat melalui olah fisik, mau tidak mau aktivitas tersebut dilakoninya. Mengelilingi beberapa cluster di Sentul City sejauh 5 km setiap hari, baik sambil berlari, berjalan, ataupun bersepeda, membuat fisiknya terbiasa. Sekarang, ia bahkan biasa mengelilingi danau yang berukuran 500m sebanyak 8 kali putaran.
Ahim juga sekarang sudah terbiasa disiplin dalam hal kebersihan. Bangun tidur, ia akan membereskan tempat tidur dan perlengkapan tidur lainnya. Ia juga kadang mencuci bajunya sendiri, meskipun MCM menyediakan jasa laundry untuk seluruh pelajar. Ahim juga kini terbiasa bersih-bersih menjaga kebersihan lingkungan. Diharapkan, akhlak suka kebersihan bisa tertanam dalam diri para pelajar sehingga timbul kepeduliannya untuk menjaga lingkungan tempat tinggalnya selalu bersih dan nyaman.
Dalam hal makanan, Ahim tidak pernah mengeluh pada setiap makanan yang dihidangkan. Menurutnya, makanan yang disediakan selalu enak dan cocok di lidahnya. Itulah kenapa ia selalu lahap jika waktu makan tiba.
Ketika ditanya tentang apa yang tidak disukainya selama dua bulan di MCM, Ahim mengatakan, “Gak ada. Gak ada yang gak enak disini.” Dan ketika ditanya apa yang disukainya selama sekolah disini, ia menjawab, “Belajarnya enak disini, gak susah, santai, enjoy, temennya baik-baik, bersahabat.” Satu lagi, Ahim juga paling suka kalau jadwal MCM bermain di Jungle Land. Ia yang sudah beberapa kali masuk ke Wahana Bermain tersebut dan sudah mencoba hampir semua wahana, tak pernah merasa bosan berkunjung kesana. MCM memang selalu menjadwalkan kunjungan ke tempat bermain itu sebagai salah satu bentuk refreshing untuk para pelajarnya. Hal ini sebagai salah satu terapi kejenuhan yang biasa menghinggapi para pelajar.
Ahim memang tidak seperti kebanyakan anak yang kita temui. Proses pendidikan yang dimiliki MCM bisa digunakan Ahim untuk membangun dirinya. Tentu saja, tidak hanya pada aspek keilmuannya, namun juga bisa membentuk pribadi yang tangguh. Ahim yang masih berusia 12 tahun sudah mampu menempa diri dari proses pendidikan yang ada di MCM. Durasi waktu dua bulan bagi Ahim bisa membuat hafalan al-Qur’annya mumtaz 4 juz. Bahkan ia juga dilatih menjadi imam, bergiliran dengan temannya, saat qiyamulail di setiap malam untuk menguatkan hapalannya. Demikian juga bahasa Arab yang ia pelajari. Meskipun proses menghafal al Qur’an ditekuninya, namun pemahaman dan kemampuan bahasa arab dasar standar—setara dengan buku bahasa dasar di Universitas Umm al-Qura’ Mekkah—juga dikuasainya dengan baik.
Abdurrahim, si kecil-kecil cabe rawit ini kini sudah mulai menikmati rutinitas kegiatan belajar ala home schooling MCM. Ia memiliki target ingin menghapal Al-Qur’an sampai 10 juz dalam setahun ini. Target belajar yang tidak pernah dipaksakan tapi justru timbul dari kesadaran dan rasa tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar muslim. Sampai sekarang, ingatan ingin pulangnya hanya timbul sesekali saja. Kalau itu muncul, biasanya dia akan menyibukkan dirinya dengan bersepeda dan bermain dengan tiga kucing piaraan MCM.