Oleh: Dr. Muhyani*
Tugas orang tua dari
keluarga muslim yang utama adalah mengantarkan anak menjadi generasi yang
tangguh serta taat pada Allah dan Rasul-Nya, sehingga anak selamat dari siksa
neraka. Karena itu orang tua hendaknya memperhatikan keagamaan, program dan
juga memperhatikan lingkungan tempat anak akan dididik. Orang tua boleh berkeinginan
untuk menjadikan anaknya apa saja asalkan tidak menyalahi prinsip pendidikan
Islam.
Berikut ini ada beberapa
tips memilih lembaga pendidikan bagi keluarga Muslim:
Pertama, pilih lembaga
pendidikan yang aqidahnya benar. Di jaman sekarang ini
lembaga-lembaga pendidikan Islam banyak bertebaran di pelosok negeri. Mulai
dari lembaga pendidikan mahal yang menawarkan berbagai keunggulan-keunggulan
dalam proses pendidikannya, hingga lembaga pendidikan berbasis home schooling
yang kian diminati oleh orang tua muslim. Dari keseluruhan lembaga-lembaga
tersebut, pilih lembaga pendidikan yang memperhatikan konsep pembinaan
keagamaannya berbasis al-Qur’an dan Hadis. Hal ini menjadi pondasi awal untuk
membentuk anak agar tumbuh menjadi seorang muslim yang berakidah lurus.
Kedua, pilih yang
mengajarkan anak untuk sadar beragama, menjalankan agama berdasarkan ilmu. Lembaga
pendidikan yang baik harus mengedepankan tradisi keilmuan dalam membina para
pelajarnya. Artinya, semua ilmu-ilmu yang diajarkan harus didasari oleh
ilmu-ilmu yang ada, bukan berdasarkan kebiasaan atau tradisi.
Ketiga, mengutamakan pengamalan
adab-adab Islam dalam keseharian. Lembaga pendidikan Islam yang
baik adalah lembaga pendidikan yang dapat menerapkan apa yang diajarkan, apa
yang dididik, dan apa yang dibina pada pelajarnya. Jadi, ilmu-ilmu yang mereka
dapatkan tidak hanya dihapal dan dipelajari, tapi juga dipraktekkan secara
langsung dalam proses pendidikannya.
Keempat, program pendidikan
nya jelas dan efektif. Sudah menjadi keluhan banyak pihak
bahwa sistem pendidikan di Indonesia terlalu membuang waktu dan tidak efektif.
Ketika masuk pendidikan menengah misalnya, anak dihadapkan pada banyak materi
yang menguras waktu dan tenaga, padahal kesemua materi tersebut tidak
diperlukan ketika anak akan melanjutkan ke perguruan tinggi, hanya sebagian
kecilnya saja. Alangkah baiknya jika orang tua memilihkan lembaga pendidikan
yang fokus dan mendalam, agar sejak awal anak mulai diarahkan sesuai dengan
keinginannya. Sehingga, materi-materi yang diberikan bisa diberikan secara
efektif sehingga peluang untuk menguasai bidang keilmuan tersebut secara dini
sangat besar.
Kelima, pilih yang memberikan
skill menghadapi masalah dalam hidup. Hampir kebanyakan
lembaga pendidikan menitikberatkan proses pendidikannya pada penguasaan
kognitif semata. Demi memperoleh nilai UN yang baik, anak dijejali
materi-materi keilmuan sehingga melupakan pembinaan mentalnya. Salah satu
pembinaan mental yang terlupa dalam proses pendidikan sekarang adalah mendidik
jiwa anak agar tangguh, kuat, dan tawakkal pada setiap masalah yang ada
dihadapannya. Lembaga pendidikan yang baik tahu betul bahwa kesuksesan dan
keberhasilan anak tidaklah diukur oleh besaran nilai tes yang ada, tapi
seberapa kuat karakter dan kepribadian anak dalam menghadapi permasalahan yang
menghadang langkahnya.
Keenam, memperhatikan kesehatan
anak baik secara fisik maupun psikis. Makanan dan minuman yang
dikonsumsi sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan psikis seorang anak. Jika
sejak kecil pola makan yang diberikan pada anak keliru, makan hal ini akan
berimbas pada kecerdasan, ketenangan jiwa, dan ketahanan fisik anak. Padahal,
untuk menuntut ilmu dengan baik, dibutuhkan tubuh yang sehat dan kuat, pikiran
yang tenang dan stabil, serta ketajaman berpikir yang baik. Dalam hal ini,
memilih lembaga pendidikan yang concern terhadap pola makan sebagai
basis kesehatan jasmani dan ruhani sudah menjadi keharusan pada saat ini.
Ketujuh, dibina oleh guru
yang kompeten keilmuannya. Salah satu problem dalam pendidikan
adalah para pengajar kurang memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan yang
diajarkannya. Misalnya, banyak para guru yang mengajarkan ilmu-ilmu Hadis tapi
bidang studi yang mereka ambil bukanlah ilmu-ilmu Hadis. Sehingga mereka tidak
maksimal dalam mengajar atau mendidik anak, atau bisa dikatakan hanya sekedar
mengajar saja. Lembaga pendidikan yang baik adalah lembaga pendidikan yang
memiliki tenaga pengajar sesuai dengan kompetensi keilmuannya, agar dapat
mendukung keberhasilan proses pembinaan intelektual anak.
Kedelapan, iklim lembaga
pendidikan yang kondusif, penuh kekeluargaan, saling asah, asuh, dan asih.
Kondisi pendidikan di Indonesia kini dipenuhi dengan kasus ‘bullying’. Adat
ketimuran yang dimiliki dalam proses pendidikan dahulu kini berganti dengan
kebiasaan mengejek dan menghina, baik secara fisik ataupun psikis. Penting
untuk orang tua agar melihat dari dekat seperti apa proses pergaulan di sebuah
lembaga pendidikan. Ini dilakukan agar bisa menyelamatkan anak dari kebiasaan
‘bullying’ yang sudah menjadi kelumrahan dalam sebuah institusi pendidikan, boarding
school ataupun non boarding school.
Selamat memilih lembaga pendidikan
yang tepat untuk sang buah hati. Semoga pilihan para orang tua membawa kebahagiaan dan keberkahan
bagi anak-anak keluarga muslim dunia dan akhirat. Aamiin.
·
*Mentor lembaga pendidikan Muslim Cendekia Madani dan pakar psikologi pendidikan Islam
*Mentor lembaga pendidikan Muslim Cendekia Madani dan pakar psikologi pendidikan Islam