Cluster Casablanca, Sentul City, Bogor - Jawa Barat - 16810 | Hotline: 0813-1112-5384 (Call/SMS/WA)

06 November 2025

Pemikiran Pendidikan Ulil Amri Syafri (Part 2 habis)

Al-Qur'an menjadi sumber inspirasi utama dalam seluruh pertimbangannya dan gagasannya.  Ayat-ayat Tuhan, yang berbunyi, “Wa laqad karramnā banī Ādam” (QS. Al-Isra: 70)—“Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak cucu Adam,” mengajarkan Ulil Amri Syafri tentang nilai-nilai pendidikan.  Dari ayat ini, ia meletakkan dasar gagasan bahwa pendidikan adalah upaya untuk memuliakan manusia, menjaga fitrah ilahiah, dan menanamkan rasa tanggung jawab moral. 

#ulilamrisyafri

 Pokok-pokok Pemikiran Pendidikan Ulil Amri Syafri.

 1. Pendidikan sebagai Penjaga Fitrah dan Pengembang Potensi.

Ulil Amri mengatakan bahwa pendidikan harus dilakukan dalam dua arah: "Himāyatul fiṭrah wa tanmiyatul mawāhib." Dengan kata lain, pendidikan harus menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan bakat insani untuk membuat orang menjadi individu yang bermanfaat, bukan mengikis kemurnian hati dan akal.  Ia percaya bahwa pendidikan dapat membantu memajukan potensi kemanusiaan dan mempertahankan fitrah yang murni.

2. Pendidikan Berbasis Adab dan Rasa

Ulil Amri Syafri mengatakan bahwa adab adalah dasar peradaban. Ia menolak paradigma pendidikan modern yang hanya mengukur keberhasilan dari hasil kognitif. Dia percaya bahwa pendidikan yang benar harus mencapai dimensi qalb, atau hati dan rasa. “Kematangan budi dan kehalusan adab kini dikesampingkan, padahal di situlah letak kemuliaan manusia.” Adab bukan sekadar etika sosial, tetapi kehalusan batin yang memancar dari kesadaran spiritual dan tanggung jawab moral.

 3. Kritik terhadap 'Pendidikan bukan-bukan,

Ulil Amri menegaskan dalam bukunya "Pendidikan Bukan-Bukan" bahwa sistem pendidikan nasional telah kehilangan nilai kemanusiaan dan kejujuran. Ia menunjukkan bahwa siswa didorong untuk mengejar status dan gelar tetapi mengabaikan moralitas, kesantunan, dan tanggung jawab sosial. "Wahai pelajar, jangan menjadi koruptor di masa depan.  Jaga moralitas Anda, karena orang bodoh dapat menghancurkan negara." Buku ini berfungsi sebagai seruan moral untuk memastikan bahwa pendidikan tidak menghasilkan generasi cerdas yang tidak bermoral, tetapi orang-orang yang berilmu dan berakhlak. 

#ulilamrisyafri

 4. Pendidikan sebagai Peradaban.

Menurut Ulil Amri, pendidikan dan peradaban adalah satu dan sama.  Sistem pendidikan yang berjiwa, berkarakter, dan berpijak pada nilai-nilai budaya bangsa menciptakan peradaban. Karenanya ia menghubungkan pemikiran tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, Mbah Hasyim Asy‘ari, dan ulama-ulama lokal Nusantara sebagai pilar konseptual untuk membangun “Peradaban Pendidikan Nasional.”

 5. Nasionalisme dan Kearifan Lokal.

Bagi Ulil Amri, nasionalisme yang tumbuh dari pendidikan bukanlah nasionalisme sempit, melainkan nasionalisme kultural dan spiritual.  Cinta tanah air, dalam pandangannya, bersumber dari kesadaran akan anugerah Tuhan yang termanifestasi dalam budaya, bahasa, dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia mendorong agar pendidikan karakter di Indonesia berakar pada kearifan lokal dan nilai-nilai religius.

 6. Pendidikan sebagai Dialog Hati dan Ilmu.

Ulil Amri menekankan pentingnya "kedekatan hati" antara guru dan murid dalam praktik dan pandangan filosofisnya.  Dia percaya bahwa pendidikan adalah percakapan langsung antara orang-orang dan bukan sekadar penyebaran pengetahuan.  Guru bukan hanya penyampai pelajaran; mereka adalah pembimbing jiwa.  Relasi itu harus dilandasi kasih, keikhlasan, dan penghormatan timbal balik — sebagaimana nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan tradisi para ulama terdahulu.

Pemikiran pendidikan Dr. Ulil Amri Syafri menampilkan sintesis antara spiritualitas Qur’ani, kebudayaan lokal, dan visi kebangsaan.  Ia menawarkan arah baru bagi pendidikan Indonesia: pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan akal, tetapi juga menyucikan hati; pendidikan yang tidak sekadar menghasilkan tenaga kerja, tetapi melahirkan manusia yang beradab, merdeka, dan berjiwa bangsa


0 komentar:

Post a Comment