Cluster Casablanca, Sentul City, Bogor - Jawa Barat - 16810 | Hotline: 0813-1112-5384 (Call/SMS/WA)

06 November 2025

 Pemikiran Pendidikan Ulil Amri Syafri (Part 1)

Dalam arus modernitas dan kemajuan teknologi yang cepat, pendidikan sering terjebak dalam batas-batas pemahaman kecil: nilai ujian, ijazah, dan produktivitas ekonomi.  Orang diajarkan untuk bekerja, bukan untuk menjadi manusia yang sebenar-benar manusia.  Dalam konteks ini, Dr. Ulil Amri Syafri — sebagai seruan moral dan intelektual — menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan kemanusiaan, jalan menjadi manusia sejati, bukan sekadar mekanisme pasar. Menurutnya, pendidikan adalah taman jiwa, tempat fitrah manusia dilindungi dan potensinya dikembangkan.  Ia menganggap pendidikan sebagai lembah dari peradaban, sebuah proses yang berkelanjutan yang menumbuhkan rasa, menanamkan adab, dan mengokohkan nilai-nilai kemanusiaan hingga mereka berakhlak mulia. Ia menolak industrinisasi pendidikan dan menegaskan bahwa rasa dan akhlak adalah dasar pendidikan. Ilmu dan kemajuan industri itu boleh, tapi berdiri di atas rasa, adab dan budaya yang tinggi bukan semata nilai materealisme, ini sesungguhnya yang unik konsep pendidikan Indonesia yang tak terbaca utuh selama ini.

Teorinya berasal dari keprihatinan yang mendalam tentang tujuan pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, yang seharusnya memupuk moralitas, kebebasan berpikir, dan tanggung jawab nasional.  Ia percaya bahwa tugas pendidikan adalah menjaga keseimbangan antara kecerdasan dan kebajikan, kemajuan dan kemanusiaan, dan ilmu dan hati. Gagasan Ulil Amri ini lebih dari sekadar teori; itu adalah panggilan spiritualitas dan kebangsaan untuk memastikan bahwa institusi pendidikan tidak kehilangan ruhnya, guru tidak kehilangan kemuliaannya, dan siswa tidak kehilangan jati dirinya.  Untuk mewujudkan individu yang berakhlak mulia, merdeka, dan berjiwa bangsa, ia mendorong bangsa ini untuk kembali ke hakikat pendidikan sejati, yaitu pendidikan yang menjaga fitrah (ḥimāyatul fiṭrah) dan mengembangkan potensi (tanmiyatul mawāhib). 

#ulilamrisyafri

0 komentar:

Post a Comment