Dari
beberapa analisis tentang sejarah
masuknya Islam ke Indonesia versi Mahmud Yunus, ada beberapa catatan yang bisa dijadikan data tentang cikal bakal datangnya
Islam ke Nusantara, yaitu: Pertama, Bangsa
Arab sudah mengenal pulau Sumatra dan beberapa pulau sekitarnya di Abad ke-9. Mereka sudah mulai mendatangi Sumatra dengan
kepentingan awal untuk berniaga.
Kedua, Penjelajah dunia Macopolo
(1292M) dan Ibn Batutah (1325M) dalam perjalanannya juga singgah di
Sumatra. Dalam catatan Marcopolo saat berada di Perlak—pelabuhan terbesar
di Aceh yang menghadap ke selat Malaka—rakyat
Perlak sudah beragama Islam. Lain halnya dengan Ibn
Batutah saat rombongannya singah di Pase. Di wilayah tersebut sudah ada
kerajaan Islam, yaitu Al-Malikuz Zahir. Dengan penamaan yang sudah bercorak Arab dapat diduga bahwa Islam sudah menjadi bagian kehidupan yang lama
di sana.
Ketiga, Sejarawan
tak berbeda pendapat tentang awal mula ajaran Islam yang berwujud di tanah Aceh,
setelah itu menyebar ke wilayah Nusantara dengan berbagai cerita masing-masing. poin -poin selanjutnya silakan baca pada buku Aslinya. Kolonial Belanda memang
memperlakukan Aceh dan wilayah sekitar dengan cara yang licik dan amat keji.
Selama bertahun-tahun mereka mencoba menguasai wilayah tersebut, mengirimkan
pasukannya secara besar-besaran untuk menaklukan masyarakat di sana, bahkan
mengirimkan pasukan dari wilayah Nusantara lain yang berwajah
non Eropa.
Namun tetap tak kunjung berhasil. Masyarakat Aceh yang memiliki paham agama ahl Sunnah wal jamaah, berakidah al-Asyariah, berfikih madzhab Syafi’i dan berkembang tarekat-tarekat sufiyah, tumbuh menjadi masyarakat yang gigih teguh dan kokoh pendirian dalam menghadapi kolonial Belanda. Menghadapi situasi tersebut—atas saran penasehat ahli dari negaranya—Belanda kemudian berusaha merusak budaya masyarakatnya. Mereka mengutus Christian Snouck Hurgronje untuk menyamar ke pedalaman Aceh dan melakukan penelitian budaya dengan tujuan untuk menghancurkan nilai-nilai masyarakat Aceh.
Baca selengkapnya di buku 'Pendidikan Bukan-bukan' yang ditulis oleh Dr. Ulil Amri Syafri,Lc., MA
0 komentar:
Post a Comment