Cluster Casablanca, Sentul City, Bogor - Jawa Barat - 16810 | Hotline: 0813-1112-5384 (Call/SMS/WA)

01 November 2021

ORANG ACEH

Dari beberapa analisis tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia versi Mahmud Yunus, ada beberapa catatan yang bisa dijadikan data tentang cikal bakal datangnya Islam ke Nusantara, yaitu: Pertama, Bangsa Arab sudah mengenal pulau Sumatra dan beberapa pulau sekitarnya di Abad ke-9. Mereka sudah mulai mendatangi Sumatra dengan kepentingan awal untuk berniaga.


Kedua, Penjelajah dunia Macopolo (1292M) dan Ibn Batutah (1325M) dalam perjalanannya juga singgah di Sumatra. Dalam catatan Marcopolo saat berada di Perlakpelabuhan terbesar di Aceh yang menghadap ke selat Malakarakyat Perlak sudah beragama Islam. Lain halnya dengan Ibn Batutah saat rombongannya singah di Pase. Di wilayah tersebut sudah ada kerajaan Islam, yaitu Al-Malikuz Zahir. Dengan penamaan yang sudah bercorak Arab dapat diduga bahwa Islam sudah menjadi bagian kehidupan yang lama di sana.

Ketiga, Sejarawan tak berbeda pendapat tentang awal mula ajaran Islam yang berwujud di tanah Aceh, setelah itu menyebar ke wilayah Nusantara dengan berbagai cerita masing-masing. poin -poin selanjutnya silakan baca pada buku Aslinya. Kolonial Belanda memang memperlakukan Aceh dan wilayah sekitar dengan cara yang licik dan amat keji. Selama bertahun-tahun mereka mencoba menguasai wilayah tersebut, mengirimkan pasukannya secara besar-besaran untuk menaklukan masyarakat di sana, bahkan mengirimkan pasukan dari wilayah Nusantara lain yang berwajah non Eropa.

Namun tetap tak kunjung berhasil. Masyarakat Aceh yang memiliki paham agama ahl Sunnah wal jamaah, berakidah al-Asyariah, berfikih madzhab Syafi’i dan berkembang tarekat-tarekat sufiyah, tumbuh menjadi masyarakat yang gigih teguh dan kokoh pendirian dalam menghadapi kolonial Belanda. Menghadapi situasi tersebut—atas saran penasehat ahli dari negaranya—Belanda kemudian berusaha merusak budaya masyarakatnya. Mereka mengutus Christian Snouck Hurgronje untuk menyamar ke pedalaman Aceh dan melakukan penelitian budaya dengan tujuan untuk menghancurkan nilai-nilai masyarakat Aceh.

  Baca selengkapnya di buku 'Pendidikan Bukan-bukan' yang ditulis oleh Dr. Ulil Amri Syafri,Lc., MA





0 komentar:

Post a Comment