Universitas
Al-Azhar Mesir
sendiri memiliki magnet kuat bagi keluarga muslim yang ingin menuntut
ilmu.
Peminatnya dari tahun ke tahun masih menempati peringkat yang tinggi.
Kampus
yang telah berusia lebih 1030 tahun tersebut memiliki daya pikat bagi
berbagai
negeri Islam. Dari 500 ribu mahasiswa yang tercatat sebagai
mahasiswanya, lebih
dari 60 ribu diantara mereka adalah mahasiswa asing. Mahasiswa asing
dari Asean diperkirakan memiliki jumlah mahasiswa(i) terbanyak di kampus
tertua tersebut.
Indonesia yang memiliki
lembaga pendidikan Islam terbanyak di dunia—dengan jumlah pelajar yang juga
banyak—memiliki para lulusan yang berkeinginan kuliah di Universitas Al-Azhar
Mesir. Banyak sebab yang melatarbelakangi hal tersebut. Diantaranya karena Mesir
sebagai negeri para nabi—dijuluki sebagai negeri dengan seribu menara dan kaya akan
ulama tersohor—memang amat cocok sebagai tempat belajar lanjutan bagi para
pelajar muslim dari Indonesia, khususnya bagi mereka yang memiliki kecenderungan
berpikir tajam, kritis, dan gigih dalam
menuntut ilmu. Untuk para pelajar yang berkarakter manja akan terasa kurang pas jika memilih ke Universitas Al-Azhar. Keistimewaan ini yang membuat Universitas Al-Azhar selalu diminati dari tahun ke tahun. Bahkan, ada para alumni yang mengatakan, ‘jika
saja ada kesempatan lagi menjadi mahasiswa, maka saya akan tetap memilih Al-Azhar
sebagai tempat kuliah.’
Hal inilah yang kemudian menjadi
perhatian para pengelola di Muslim Cendekia Madani. Sejak awal, Muslim Cendekia
Madani memang memfokuskan materi bahasa Arab dan al-Qur’an sebagai bekal
melanjutkan kuliah di Luar Negeri (dalam hal ini adalah negara-negara timur
tengah). Berbagai inovasi dalam hal metode, cara, dan teknik pengajaran, yang juga
didukung oleh para mentor yang mumpuni, dilakukan untuk membuat para pelajarnya
mampu menguasai bahasa Arab dengan mudah dan baik. Selain itu, hal terpenting
dalam proses pengajaran di Muslim Cendekia Madani adalah pembinaan karakter
anak dalam hal ketekunan belajarnya, ketajaman berpikir, memiliki daya kritis,
santun pada orang tua dan hormat guru, mandiri, pribadi yang tangguh, serta membina
kesadarannya untuk beribadah tanpa ada paksaan. Karakter seperti ini sangatlah
dibutuhkan oleh mereka yang ingin ‘merantau’ menuntut ilmu di negara-negara
timur tengah, khususnya Mesir.
Al-syukurillah, tanggal 8 Juni 2017 para pelajar Muslim Cendekia Madani berhasil memenuhi target yang
telah ditetapkan: menembus tes masuk kuliah di timur tengah. Semoga hal ini
menjadi awal yang baik bagi mereka untuk menggali ilmu yang lebih banyak dari
para pakar-pakar Islam yang memang dimiliki oleh Universitas Al-Azhar.
Tentunya
kebahagiaan ini bukan hanya milik para mentor yang telah mendidik dan
membina mereka, tapi juga milik seluruh keluarga besar Muslim Cendekia
Madani. Untuk itu para mentor tetap
mengarahkan, “Jangan pernah merasa sudah selesai
berjuang. Justru inilah tonggak awal dari perjuangan kalian dalam
belajar Islam
yang lebih luas dan mendalam untuk izzah agama Allah dan kejayaan Indonesia
dengan Islamnya kelak. Tetaplah fokus dan semangat. Semoga Allah selalu
meridhai apa yang kalian cita-citakan.”
Alhamdulillah.. Semoga keberhasilan ini bisa diikuti siswa-siswa lainnya di masa yang akan datang.. Tetap semangat, terus berjuang dan jangan pernah berhenti berdoa.. Allahul musta'an..
ReplyDelete