Cluster Casablanca, Sentul City, Bogor - Jawa Barat - 16810 | Hotline: 0813-1112-5384 (Call/SMS/WA)

08 January 2017

Rileksasi Panahan


Panahan masih terbilang baru dalam dunia Pendidikan Indonesia. Alhamdulillah, beberapa lembaga Pendidikan Islam di Tanah Air sudah mulai melirik seni dan ketangkasan panahan tersebut sebagai bagian dari olah fisik yang sangat khas. Bila dilihat dari budaya dan tradisi Islam, panahan memang jenis olah raga klasik. Kehebatan panahan dalam sejarah Islam tentu mengingatkan kita kepada 70 prajurut Rasullullah saw. yang bertengger di bukit Uhud. Mereka adalah pasukan khusus yang dimiliki oleh Rasullullah saw. dalam sebuah pertempuran saat itu.
Dalam sejarah Islam, kemahiran dalam memanah dianggap sebagai seni ketangkasan yang sering dihubungkan dengan tiga dasar pendidikan Keperwiraan Muslim, yaitu ketangkasan Berenang, Panahan, dan Berkuda. Pelajar muslim yang memiliki kemampuan pada tiga hal tersebut akan terlihat lebih gagah dan keren, apalagi diiringi dengan kemampuan bela diri yang hebat. Tentunya hal ini akan membanggakan kedua orang tua mereka, subhanallah.
Inilah peran pendidikan Islam dalam menumbuhkan setiap potensi anak keluarga muslim pada tiga dasar pendidikan keperwiraan berbasis Islam tersebut. Hal ini bisa berupa pembiasaan latihan-latihan pada ketiga olahraga tersebut pada para pelajar, untuk kemudian dikembangkan dan digabungkan dengan pendidikan keperwiraan yang telah ada. Kegiatan Pramuka, misalnya. Pendidikan keperwiraan muslim tersebut selain menjadi modal saja’ah atau keberanian pelajar pemuda muslim, juga menjadi bagian pengukuhan rasa patriotisme cinta Tanah Air dan bela Agama Allah. 

Pusat Pendidikan Islam Muslim Cendekia Madani sebagai lembaga pendidikan Islam yang paham akan hal ini mencoba mengaplikasikan tiga dasar pendidikan keperwiraan muslim. Dalam mengakhiri tahun 2016 ini, para pelajarnya menutup tahun dengan berlatih memanah. Bagi Pelajar Muslim Cendekia Madani, latihan memanah seharusnya akan didapati pada tahun ke dua, setelah mahir berkuda. Hanya saja, kebetulan semua kuda yang biasa digunakan untuk berlatih sedang dalam kondisi hamil besar. Selain tidak memungkinkan para kuda tersebut diajak berpacu, para mentor dan pelajar tidak tega jika harus menaiki kuda-kuda tersebut. Akhirnya, para pelajar meminta berlatih Panahan sebagai pengisi waktu yang ada. 

Dalam kegiatan Panahan ini, Muslim Cendekia Madani mendatangkan pelatih memanah bersertifikasi untuk melatih para pelajar Muslim Cendekia Madani. Dimulai dari paparan teori-teori memanah, mengenal alat panah, hingga praktik langsung yang menggunakan 25-30 anak panah tiap pelajarnya. Jarak yang digunakan sebagai sasaran panah dimulai dari 10 meter hingga akhirnya sampai 20 meter sebagai latihan pemula.
Awalnya, ketika memegang anak panah untuk pertama kalinya, para pelajar tersebut masih kaku dan juga takut-takut. Tapi namanya pelajar sekarang yang memiliki rasa mau tau dan cuek yang tinggi, hal itu tidak berlangsung lama. Ketika para pelajar sudah mulai melepaskan anak panah dari busurnya satu persatu dengan didampingi pelatih, maka timbul perasaan rileks, enjoy, dan menikmati aktivitas tersebut.
Teknik latihan memanah memang memerlukan konsentrasi tinggi agar busur-busur itu melesat mengenai titik sasar di depan secara tepat. Tidak mudah, tapi juga tidak sulit. Hal ini membutuhkan perpaduan konsentrasi yang tinggi dan juga rileksasi tubuh dalam membidik satu titik sasaran. Tentu saja ini sangat berbeda jauh dengan konsentrasi pada gadget yang biasa membuat anak-anak lupa dan menghabiskan waktunya.
Walhasil, lebih satu setengah jam latihan perdana bagi Pelajar Muslim Cendekia Madani ini sangat berkesan, meski dalam latihan tersebut ada diantara mereka yang bisa mengenai areal titik sasaran, tapi banyak juga yang melewati dan salah sarasan. 
It’s oke. Besok-besok latihan lagi yaa ...    

0 komentar:

Post a Comment